Beranda

Kamis, 21 November 2013

Cerita Senja : Tiga Momen Pertama

Momen kedua
"Ben.."
"Hmm..."
"Kamu tau kenapa banyak orang yang nggak suka sama kamu?"


Momen pertama
"Heh kamu (tiba-tiba ada yang jatuh dari atas pohon), nah kan, baru juga mau nyapa, buahnya udah cemburu duluan, hahaha"
"Hahaha, Plank, kenapa ikanku mati cepet ya?"
"Udah jadi dikasih plupuk-plupuk?"
"Udah, atau perlu kutambah filter ya? Tapi aquariumku kecil, nggak ada tempat."
"Iyasih, ganti aquarium aja."
"Aku tambah filter aja, nanti filternya kutaruh di luar aquarium."
"Terus nanti gimana?"
"Ya biar nggak sempit selangnya aku taruh luar juga."
"Lah, dihubungin kemana? kan airnya harus muter."
"Di taruh keluar jendela aja selangnya."
"*bzzzz*"


Momen ketiga
Suatu senja pertama, aku yang waktu itu memulainya

Demi apa sorenya cantik banget, orennnn! :'D
*message sent*

*message received*
Hahaha, kamu lagi menikmati senja juga? Tadi sebelum ini lebih bagus lagi, Ben, lebih kuning..


Iyaaaa, aku baru aja masuk kamar, keren banget diliat dari jendela kamar :))
*message sent*

*message received* 
Hahaha, ini aku malah liatnya dari taman kampus, lomantis :)


Baiklah, syelamat menikmati senja kakak, jangan lupa maghriban, hoho...
*message sent*


Suatu senja kedua, kamu yang waktu itu mengawalinya

*message received* 
Senjaaaaaaaa

Iyaaaa, aku lagi-lagi liat dari jendela kamar, kuning romantisss :'p

Katanya tadi pake pelangi juga ya kak, aku nggak tau :(
*message sent*

*message received*
 Iyaaa katanya, tapi aku juga nggak liat..


Nanti kapan-kapan semoga kita bisa liat senja bersamaan ya Plank... 
*loading*not sending*clear text*

Selasa, 05 November 2013

Menyapa Tuhan Kepagian :')

Selamat pagi Tuhan :)

Hahaha, Kamu tau, aku lagi-lagi menangis. Ini sudah hari ketiga, rekor pertama Tuhan, tiga hari berturut-turut. Entah, aku selalu nyaman bila harus mengingatMu disaat seperti ini. Bukan, bukan berarti aku hanya mengingatMu waktu sedih datang saja. Aku hanya lebih bisa merasakan pelukanMu yang begitu dekat, sejengkal saja, walau tak kasat mata :')

Oh iya, Aku sudah membuatMu bangga kah? Atau masih belum? Ini bagian paling susah Tuhan. Sebagai sosok wanita yang Kamu ciptakan, aku belum bisa menjadi sekuat yang Kamu harapkan. Jelas, hatiku tidak kekar, tampungan air mata juga tak cukup besar, apalah lagi yang bisa kulakukan selain menampungnya diluar?

Kemarin, Aku merindukanMu. Amat sangat. Melihat awan yang tak berbatas, lautan yang begitu luas, deburannya yang merdu, sawah hijau yang terlihat megah, diakhiri dengan hujan yang menggeliat perlahan tapi deras. Aku berada diantara mereka, Tuhan. Aku merasakan lagi-lagi Kau begitu dekat. Hahaha, itu pasti bentuk antisipasiMu kan, karena tahu sesaat lagi aku akan mengingat masa-masa menyakitkan yang pernah ada?
Iya, kamu selalu benar, Tuhan. Aku mengingatnya. Semua. Terlihat jelas. Terasa nyata. Semua. Dan saat itu Kamu lagi-lagi memintaku untuk memaafkan kan? Iya, aku selalu berusaha kok. Percaya saja.

Aku banyak bersyukur kemarin, untuk segala hal yang kujumpai sepanjang jalan. Aku sedang belajar Tuhan. Tentang keikhlasan, penerimaan, dan belajar untuk lebih kuat dari sebelumnya. Harus. Bukankah kataMu aku harus sedikit menyayangi diriku? Hehehe. Nanti, kelak jika aku sudah berhasil menguasai ikhlas dan lebih kuat, Kamu harus janji akan memberikan senyumMu saat aku bertemu denganMu ya?

Yasudah, sudah hampir jam tiga. Aku sudah harus menghampiri tempat tidurku walaupun aku masih ingin terjaga menyapaMu. Terimakasih ya, untuk dua puluh tiga tahun selama ini, Terimakasih karena telah melimpahkan banyak orang baik untuk menjaga. Terimakasih untuk kasih sayang yang begitu hebatnya.

Selamat Pagi, Tuhan :)
Jangan pernah lelah mengingatkanku untuk selalu merinduMu,
Aku menyayangiMu, teramat sangat.


Jumat, 01 November 2013

Hati Yang (Dipaksa) Mati


Seorang datang. Menenteng sebungkus paku.
Tak terhingga jumlahnya.
Satu per satu, dilemparkannya ke arah hati,
bak pemanah handal tepat sasaran,
meleset pun tak pernah keluar dari perasaan.
Lalu hati pun penuh lubang.
Darah berkubang.

Seorang lain datang. Membawa palu ukuran besar.
Satu saja, tapi cukup kuat untuk membuat remuk sekitar.
Sekali dihantamkannya ke arah hati,
bak tukang kayu yang memotong lihai hasil jarahannya.
Sekali pukul perasaan berdebam.
Lalu hati memar-memar.
Luka menganga di dalam, dalam.

Beberapa orang lain datang, rombongan.
Tak membawa apa-apa,
Lewat begitu saja.
Melontarkan ludah yang entah berapa tahun ditahannya.
Meludahkan kata-kata yang sepantasnya diumpat manja.
Menghakimi hati yang jelas sudah tak bernyali.
Membunuh tiada henti,
Menghabisi.

Selasa, 29 Oktober 2013

Jalan Pulang, Bertiga :)




"Nanti kalian harus mengantarku ke bandara kalau aku udah nggak bakal balik ke Jogja lagi." Kalimat itu selalu diulang olehnya, apalagi sejak kami mulai dihadapkan dengan tugas akhir, kalimat itu makin sering saja ia kumandangkan.
"Kamu bakal balik, Jogja kan ngangenin. Ada aku juga." Jawabku bercanda kala itu. Tidak terlalu kupikirkan, karena aku tahu kami masih akan lama terpisahkan.

Sayangnya waktu tidak punya toleransi. Terus berlalu, jahatnya, lebih sering tidak kami sadari. Tugas akhirku selesai, disusul dia, lalu Faa. Kami semua akhirnya bertoga. Dan takdir mulai membayangi perpisahan kami yang sebentar lagi akan terealisasi.

Besok Selasa aku pulang.
Isi pesan singkatnya itu akhirnya menyadarkanku. Kami tidak mungkin bisa bertemu lagi setiap hari. Aku tersenyum, sambil ingin menangis. Teringat lima tahun lalu. Teringat segala yang hal  pernah kita alami. Teringat berbagai kejadian konyol tapi mengharukan yang selalu kita bagi. Bertiga. Aku, kamu, dan Faa. Teringat tentang kami.
Kamu pernah bilang, dimanapun kita semua berada, walaupun di tempat yang berbeda-beda, kita tetap bersama. Tidak akan pernah ada yang lupa arah menuju hati masing-masing.

Selasa sore itu, aku dan Faa menghampirimu, ditempat yang memang selalu kamu deklarasikan, tempat terakhir dimana kita akhirnya bisa berpelukan lama. Lagi-lagi bertiga. Sambil menunggu pesawat tiba, kita menghabiskan waktu dengan bercerita nostalgia. Sesekali tertawa.

"Baik-baik ya. Sukses buat kita semua. Kabarin kalau ada apa-apa". Itu, salah satu kalimat terakhirmu yang kuingat sebelum akhirnya kamu meninggalkan lobi bandara.

Itu beberapa bulan yang lalu.
Kamu tau? hari ini aku terasa sangat merindukanmu, merindukan Faa, merindukan kita. Kita yang akhirnya jelas sekali berjauhan mata.
Kalian baik-baik saja kan disana? Semoga kalian selalu dilimpahi bahagia ya, dan semoga Tuhan segera memotong jarak agar kita dapat cepat bersua :')

Dulu mungkin aku sempat lupa, lupa mengucapkan terimakasih dalam bentuk kata. Padahal kebaikan kalian padaku begitu besar sebesar dunia. Sekarang, terimakasih ya :)

Dimanapun kalian saat ini, kita tidak akan pernah lupa jalan pulang kan? Jalan pulang untuk saling mengunjungi. Jalan pulang untuk menjadi kembali tiga suatu hari.


Salam dariku, yang sedang meraba jalan pulang, penuh kecup palsu,


Senin, 16 September 2013

Aku Kidal


AKU KIDAL!

Aku tidak pernah menutupi soal kekurangan ini. Aku kidal. sudah sejak kecil, sejak awal mula aku bisa memegang sesuatu. Sejak awal aku belajar mengaktifkan tangan-tanganku. Bukan salah siapa-siapa. Orangtuaku bahkan sudah berusaha begitu keras untuk mendidikku agar aku bisa seperti yang lain, bertangan kanan sehari-harinya. Tapi nyatanya tidak semudah yang diharapkan. Aku berujung tetap menjadi si Kidal. Yang jelas yang aku tau aku tidak diajarkan untuk berkidal dalam hal kejahatan, keburukan, dan kriminalitas. Selesai.

Sayangnya, hidup tidak seramah itu. Tangan mengundang banyak perhatian ketika harus memasuki dunia pendidikan. Tangan seolah-olah menjadi satu-satunya fokus yang ingin selalu dikritisi. Beruntungnya, aku kidal. Dan dipaksa untuk menjadi pusat perhatian. Sejak sekolah dasar sampai tingkat lanjut, semua komentar.

Aku sudah cukup kenyang. Mulai dari demam berhari-hari, tekanan dari sana sini, sindiran, dianggap tangan kotor, dan ahh suruhan-suruhan yang kadang aku rasa kurang sopan. Tapi saat itu aku selalu percaya seiring waktu, orang akan memandang positif kekurangan ini. Ataupun tidak, setidaknya mereka tidak akan berkomen sinis atau memandang sambil memicingkan mata.

Aku salah. Hari ini opini itu runtuh. Ternyata umur tidak menjanjikan apapun untuk mengubah sudut pandang seseorang. Berada di lingkungan kaum intelektual tinggi justru itu terjadi. Padahal seseorang yang menegur itu sudah selesai disertasi, tapi ternyata untuk urusan tangan saja kritisasinya masih tidak ilmiah. Membawa-bawa tuntutan agama seakan aku pendosa kelas kakap.
Oke, hentikan. Aku malas membicarakan orang yang sudah menghina, biar itu jadi urusan dia dan pertanggungjawabannya kedepan.

Aku cuma ingin sedikit klarifikasi, bahwa kepribadian, sifat seseorang, tidak selalu, dan bukan satu-satunya ditentukan dari penggunaan tangan kan? Jadi jangan sekali-kali memvonis sesuatu yang belum pasti.
Dua, aku dan kamu, kita, kalian, masing-masing punya kekurangan dan kelebihan yang Tuhan sudah tetapkan. Tugas kita itu menerima, ikhlas, dan selalu memperbaiki diri. Setelah sekian lama banyak diperlakukan macam-macam terkait dengan ke-kidal-an, jadi aku bisa membedakan mana pertanyaan yang tulus, yang benar-benar tidak tahu, yang menghujat, atau memuji. Jadi, jangan salahkan jika suatu saat kita bertemu, dan aku mengabaikan kalian karena kalian tidak menyukai kidal-ku. Aku tidak pernah marah dengan semua perlakuan orang terhadap tanganku. Aku hanya lebih nyaman untuk mengabaikan mereka :)

Ini aku sertakan sedikit bukti bahwa kidal memang suatu kekurangan, tapi bukan keburukan.


ini yang artikel internasional, pembahasan mereka justru berbanding terbalik dengan yang disampaikan yang mulia pak dosen di sekolah :)


Semoga bisa dimengerti.
Sejauh ini aku baik-baik saja meski aku kidal.

Minggu, 15 September 2013

Aku Takut Mati, Tapi Aku Mau

"Gerimis, faa." kataku malam itu. Ketika lampu sorot sejenak memperlihatkan keanggunan rintikan air yang turun menjadi berwarna ungu. Aku diam, fokus ke depan, melihat tampilan salah satu kelompok akustik yang sedang bermain di depan.
"Coba deh kamu lihat ke atas." balasnya. Aku mendongak.
Awalnya aku tak mengerti. Tapi kucoba sebentar lagi. Melihat awan yang tanpa bintang, tidak kelam tapi jingga. Membiarkan muka dihela tetes air lembut.
"Gimana, enak kan?" katanya lagi, menanyakan reaksiku yang sudah cukup lama tak berkata.
"Aku jadi kepengen nangis, faa." kataku pelan. Sambil tertawa sedikit.

Faa tahu aku menyukai hujan, mencintai hujan. Tapi baru kemarin aku paham satu lagi bagaimana cara sederhana menikmatinya. Faa yang mengajarinya. Cukup berani berdiri dibawah hujan, dongakkan kepala ke atas, dan ingatlah apa yang ingin kamu ingat. Marahlah untuk sesuatu yang kamu ingin marah. Keluarkan segala yang kamu rasakan. Cukup dengan pejaman mata, dan semua akan tersampaikan pada Tuhan dengan sempurna :)


Kamis, 12 September 2013

Aku Kluntruh


Kluntruh.
Asa semacam luruh, jatuh.
Apa yang dirasa selalu saja berbukit,
naik turun, tidak stabil.

Sedetik lalu, asa dalam kepala dibuat mengambang, senang.
Semenit selanjutnya, asa di hati terkoyak tanpa kompromi.

Bila mata berfungsi seperti seharusnya,
bisa aku meminta tidak lagi-lagi kamu bersisian dengannya walau sesenti?

Bila telinga berfungsi seperti kehendaknya,
bisa aku meminta jangan lagi-lagi keluarkan predikat kedekatan yang aku tak punya?

Jumat, 06 September 2013

INGIN MAU BISA TIDAK!

TIDAK INGIN
TIDAK INGIN
TIDAK INGIN
TIDAK INGIN
             TIDAK MAU
             TIDAK MAU
             TIDAK MAU
             TIDAK MAU
TIDAK BISA
TIDAK BISA
TIDAK BISA
TIDAK BISA
                          INGIN MAU BISA
                          INGIN MAU BISA
                          INGIN MAU BISA
                          INGIN MAU BISA

Minggu, 01 September 2013

Antara Aku dan Kamu


Setidaknya jarak yang ada dari aku menuju kamu dilengkapi tombol Undo dan Backspace,
untuk mengembalikan momen yang menyenangkan tapi sudah lewat,
dan untuk memutar balik momen ketika aku bisa bertemu mata dan membagi senyumku padamu...

Setidaknya jalan antara rumahku dan rumahmu dilengkapi satelit penangkap sinyal,
agar aku tau ketika kamu akan datang mendekat dan ingin menghampiriku tapi malu...

Minggu, 21 Juli 2013

Say Hai, Hallo, again :))

Ahlan wasahlannnn ukhti akhi, umi abi, ayah bunda, jelekwan dan jelekwati semuanyahh? (--,)>

Apa kabar blog? sudah lama sekali ya kamu kutinggalkan, padahal novel yang kubeli dan (belum) kubaca semakin banyak saja. Apa mungkin aku sudah menduakanmu? Ahh.. kupikir tidak, bagaimana bisa aku menduakanmu dengan statusku yang lajang ini *terdengar suara clurit disabitkan* *darah mengucur deras* *dan ternyata cuma mimpi* *mimpi saja tahu aku melajang* wakakakaka.. oke hentikan!

Sebenernya aku berniat untuk kembali meresensi beberapa novel yang baru saja kubaca sih. Apalagi beberapa waktu lalu aku kembali membeli novel dengan judul hujan *mata berlinang berlian*. Tapi tapi tapi, apadaya, tingkat males sudah melebihi puncak monas, ada saja yang menghalangi buat mengetikkan email, menulis pasword aneh yang panjang itu, lalu meng-klik gambar pensil dan mulai menyelamimu :p

Makannya, semoga ini juga bisa ya jadi tips buat kalian semua yang baca dan mengalami hal yang sama (baca: serangan malas akut tanpa alasan). Aku berusaha untuk melakukan langkah pertama sampai akhir tadi, sampai pada kotak kosong yang harus aku tulisi. Nah, yang membedakan adalah apa yang aku tulis. Untuk menumbuhkan minat kita kembali, bisa dengan menyampah seperti ini. Ceritakan apa saja, apapun yang ingin kamu tulis, setidak penting apapun. Tulis terus menerus sampai kamu tidak merasa terbebani dengan keinginanmu untuk mem-posting tulisan di blog. Nah, setelah jadi tulisan gak penting mu, tunggu hasilnya besok pagi. Jika kamu masih merasa malas menulis, lebih baik kamu jadi tukang jagal sapi aja *rawrrr*

Nah, semoga tips tadi bisa cukup membantu ya. Kalau enggak membantu juga nggak papa, mungkin blog ini belum punya bakat jadi babu, wkwkwkwk :p

Supaya kelihatan agak berbobot, berbebet, dan berbibit, aku kepingin meninggalkan pembahasan simpel mengenai rasa bangga atas bangsa kita *wussssssshhhhhh*

Tadi sehabis sahur, demi menjaga berat badan agar tetap ideal, aku memutuskan untuk memilih TV daripada kasur *dan enggak memilih blog, sori banget ya blog, plis maafin aku*. Seharian tadi, berita di televisi isinya kebanyakan bersenandung tentang club liverpool yang akan berlaga lawan indonesia. Miris. Banyak orang Indonesia yang justru mendukung club manusia berhidung besar itu, dan dengan menggebu-gebu begitu hafal nama-nama pemain yang dilafalkannya saja sesusah mengeja huruf hijaiyah. Selain itu, mereka adu mulut tentang berapa skor yang pantas untuk liverpool mengalahkan indonesia, kebanyakan opinipun mengatakan dengan yakin diatas 5. Disatu sisi merasa malu aja punya masyarakat yang justru tidak membela tim bangsanya sendiri, di satu sisi lain, kasihan juga para anak-anak bangsa yang bersusah payah mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Mereka dinodai dengan orang-orang sebangsa sendiri yang mungkin justru tidak punya semangat juang segedhe itu. Hufffhh... Pffttt *sok anak ababil* :D

Segini dulu deh sampahannya, aku enggak suka nonton bola, jadi nggak bisa komen banyak. Tapi setidaknya aku sadar masih punya rasa nasionalisme buat bangsaku dengan kemirisanku tadi. Walaupun sekedar kemirisan, semoga bisa membantu banyak. Kalaupun tidak membantu, mungkin aku memang enggak punya bakat jadi babu *recall* :))

Salam hangat untuk keluarga berencana Indonesia,
Aku pamit dulu ya,
Selamat berpuasa, selamat buka puasa, selamat sahur lagi, selamat lebaran #rapelan :p

Minggu, 07 Juli 2013

Flash Fiction : Yang Ke-2


YANG KEDUA

Lelaki berambut gondrong berjanggut tipis itu melipat-lipat kertas kusut ditangannya untuk kesekian kali. Resah. Tak menyangka. Justru surat itu datang dari orang yang telah merampas hatinya. Sekali lagi dibacanya kertas itu. Tapi justru bukan tulisan di dalamnya yang terbaca. Pikirannya di biarkan saja menerawang, mengawang kembali.
“Mas, kemarin aku bicara sama mbak Marni. Banyak.”
“....”
“Mas, banyak hal yang sebenarnya ndak bisa aku ceritakan ke Mbak Marni, tapi aku ndak tahu cara menyembunyikannya.”
“....”
“Mas, Mbak Marni menangis. Sambil pegang-pegang tanganku. Seperti memohon sesuatu, tapi ndak ngomong apa-apa.”
“....”
“Mas, aku juga perempuan, sama kayak Mbak Marni.”
“....”
“Mas, aku sudah tahu kalau Mbak Marni sudah tahu.”
“....”
“Mas, aku ndak bisa bohong, kalau aku tahu apa yang dirasakan Mbak Marni.”
“....”
“Mas, kenapa diam saja? Aku harus bagaimana?”
“Mas,...”
Lelaki gondrong itu melempar botol-botol hijau dengan gambar bintang di tengahnya sampai memantul mengenai dinding kamarnya. Bergelontangan. Tulisan di secarik kertas itu tak perlu lagi dibacanya, karena telah dihafalnya luar kepala dengan tidak sengaja.
Mas, mintalah maaf sama Mbak Marni. Aku mundur, sudah ndak bisa lagi aku disimpan jadi yang kedua.
Kembalilah.
Dan dipukulkan kembali sisa botol yang ada tepat ke kepalanya.

*****

This flash fiction i made for #proyekcinta-nya @bintangberkisah. Wish me luck :)

Senin, 03 Juni 2013

Resensi : Rumah Cokelat



Judul : Rumah Cokelat
Pengarang : Sitta Karina
Penerbit : Buah Hati
Cetakan : III, Maret 2012
Tebal : 226 halaman

“Jagain Ibu ya, Nak. Hormati perempuan. Kalau nanti Razsya sudah besar dan mau berbuat seenaknya ke perempuan, ingat Ibu. Menyakiti mereka sama dengan menyakiti Ibu.” (Wigra)

Selesai membaca novel ini, saya akhirnya benar-benar membuktikan bahwa testimonial yang dibeberkan diawal halaman tidak bohong. Novel ini keren sekaleeeeee! Padahal sejujurnya saya belum berumah tangga, tapi mbak Ari (Sitta Karina) benar-benar bisa membawa saya memposisikan diri “jika menjadi Hannah”.

Rumah Cokelat, sama seperti judulnya, menceritakan tentang warna-warni keluarga kecil dan seabkrek problematikanya. Mulai dari babysister pulang kampung dan akhirnya berhenti bekerja, pola asuh yang berbeda antara ibu mertua dan orang tua, buah hati yang tak hentinya protes mengapa kedua orang tuanya tak pernah menemaninya bermain, sampai pada titik dimana akhirnya menemukan fakta bahwa si Anak lugu mengungkapkan dia lebih menyayangi mbak pengasuh dibanding ibunya sendiri. Bukankah itu menohok semua ibu-ibu muda yang mengalaminya? Itu juga yang dialami Hannah Andhito, wanita muda dengan karir cemerlang, suami siaga dan pengertian, serta Raszya, satu jagoan yang begitu aktif.

“Kita nggak bisa kembali ke masa lalu, nggak bisa menghapus kesalahan yang pernah kita perbuat, juga nggak bisa mengulang kebahagiaan kecil yang dulu malah kita remehkan. Makannya aku sangat, sangat mensyukuri apa yang kupunya sekarang, kalau ada kesulitan sedikit, coba dijalani dengan ikhlas saja. Kalau ada kebahagiaan walau kecil, sebisa mungkin dinikmati. Intinya menjalani hidup dengan sadar, tapi tidak terbebani.” (halaman 124)

Permasalahan dalam keluarga baru nan kecil, dan (semestinya) menyenangkan tak berhenti hanya pada persoalan internal saja. Permasalahan dari luar semacam godaan orang ketiga juga tak bisa dipungkiri. Dan beruntungnya Hannah karena mempunyai suami seperti Wigra, yang tahan godaan para wanita rekan kerja dan mantannya, serta betapa hero-nya karena telah membela sang istri dari godaan Banyu, teman dari sahabat Hannah yang begitu ingin memiliki Hannah.
Ini cuplikan dialog Wigra dengan Razsya di playground malam hari yang sukses membuat mata saya berkaca-kaca :
“Raz...”
“Ya, Ayah.”
“Jagain Ibu ya, Nak. Hormati perempuan. Kalau nanti Razsya sudah besar dan mau berbuat seenaknya ke perempuan, ingat Ibu. Menyakiti mereka sama dengan menyakiti Ibu.” (halaman 171)

Banyaknya hal-hal yang sejauh ini mengganggu pikirannya, akhirnya Hannah sampai pada dilema untuk mengambil keputusan tersulit dalam hidupnya, antara melepas pekerjaannya di masa-masa karirnya sedang menanjak demi putranya, atau tetap bertahan menjadi wanita karir tetap keluarga terbengkelai, dan Razsya sama sekali jauh dari perhatian dan didikannya.
Masalah itu pilihannya cuma dua, mau diselesaikan atau tidak. Untuk dapan menyelesaikannya, kita butuh niat untuk benar-benar menyelesaikan---serta komunikasi. (halaman 198)

“Mana yang benar, mana yang seharusnya dilakukan, seringkali itu bukan hal yang menguntungkan.” (halaman 209)

Namun Begitulah Tuhan menakdirkan, masalah tak seterusnya menyertai asal kita tau apa yang harus kita pilih dan kita jalani. Setelah memasuki masa-masa sulit adaptasi menjadi ibu rumah tangga, bertentangan dengan pola asuh ibunya, dan harus kehilangan Upik, babysister Razsya yang cukup membantu kerepotannya selama ini, akhirnya Wigra membawa kabar baik bahwa ia dipindah tugaskan ke Washington. Ini bagi Wigra—dan Hannah, adalah awal hidup yang baru bagi mereka, untuk menentukan warna keluarga mereka sendiri, mandiri.

“Menurut Wigra, uang dicari bukan hanya untuk seluruhnya ditabung, atau seluruhnya dihambur-hamburkan. Mengapresiasi diri—dan keluarga—kita dengan hasil kerja keras juga merupakan hal penting. Just like he once quoted, life is also about dancing in the rain.” (halaman 214)

Yahh, sumpah novel ini salah satu cermin dimana seorang ayah dan suami harus menjunjung tinggi wanita dan menghargai peranannya, baik sebagai wanita karir ataupun ibu rumah tangga. Dan kesimpulannya, menjadi ibu rumah tangga di masa sekarang bukanlah pilihan yang buruk :)

Terus terus terus dan terus giatkan membaca ya cwinttts,
saya juga terus terus terus dan berdoa nih biar besok suami saya se-cool Wigra, aha!

Sabtu, 18 Mei 2013

Rindu part #sekian


Akhirnya tiba juga,
Malam ketika diguyur hujan,
Karena hanya hujan yang bisa membunuh rindu,
Rindu yang tak pernah bisa terucap,
Meski dengan terbata...




Teruntuk : Hujan Rintik


Teruntuk : Hujan Rintik

Bilamanakah tangisan berubah menjadi kata?
Air mata dapat menyampaikan nyata?
Jangan biarkan otak terenovasi dengan dengki,
Jangan biarkan syaraf bicara mati,
Dan aku melupakan diri,
Untuk bahagia di atas bahagiamu.

Biar air bah bawakan jasadku,
yang terpuruk ingin bersuka denganmu.
Tunggu saja nanti.
Jika Tuhan memberkati.

Terkasihmu,
(iringan) ke-ikhlas-an

Senin, 13 Mei 2013

Wanita.



Perkenalkan,
Saya tidak ada dalam komik manapun.
Apapun, siapapun, bagaimanapun yang terekam menjadi sebuah film,
Nama saya tetap sama,
Nama saya,
w a n i t a.

Takdir Senin


Selamat pagi.
Hai Senin.
Terimakasih sudah membangunkanku dengan harapan.
Mulai sekarang tidak ada yang boleh merusakmu lagi. Seterusnya, cukup abaikan.

Kamu percaya, kamu ada karena takdir?
Kamu selalu menjadi pengawal minggu,
dam pembunuh bahagia si empunya hari minggu,
bukankah itu takdir?
Haha, aku ingin tertawa.
Pagi ini semua terasa beda.
Lucu sekali,
yang tidak diharapkan datang duluan,
yang berharap sekali, justru tak kunjung datang.

Tuhan padahal aku yakin sekali tak mempermainkan.
Begitulah,
sekali lagi ini namanya takdir,
jika Tuhan belum berkenan,
ya belum hadir.

05:37
diatas kasur usai sahur

Rabu, 20 Maret 2013

ke Pesta Buku Jogja 2013

Gnite blogreaders, sehat kan? udah makan? udah eek? #eh #sindrompacaran :D

Malem ini cerita apa ya enaknya? (-_-)"
Oiya, beberapa hari lalu kan, didekat rumah ada Pesta Buku Jogja 2013 yang diadain sama IKAPI DIY.
Dengan semangat membara *nyalain obor* dan dompet di isi full *habis minta Bapak*, ahahaha, saya jalan kaki dengan niat sendiri kesana. Kenapa sendiri? pertama, jomblo. iya sip. gak usah dibahas panjang-panjang :D
Kedua, karena jarang banget ada temen yang betah berlama-lama di pameran buku.
For your information, aku kalo udah diantara belantara buku dimana-mana, bisa betah berjam-jam, huhuhu. Rasanya pengen banget punya perpustakaan sama toko buku sendiri *amin Ya Allah*.

Nah, waktu disana itu kan udah keliling gedung dua kali sebelum menentukan buku apa aja yang mau di embat. Waktu ngelewatin stand buku berantakan *gak tau nama stand-nya apa, pokoknya ciri-cirinya bukunya nggak tertata rapi*, aku tergoda buat nyoba masuk ke dalem. Padahal dulu nggak pernah mau masuk karena kesannya nggak rapi dan buku-bukunya kebanyakan buku tingkat tinggi, hihihi..
Masuk sebentar, aku keluar lagi karena buku-buku yang kulihat sekilas nggak ada yang menarik. Masuk kedua lagi, aku beranikan diri buat megang, dan buka-buka tumpukan.
Tarrrrrrrrrrraaaaaa, dan ajaibnya aku bisa menemukan satu novel tebal terbitan Grasindo yang kelihatannya bagus dan masih gres. Langsung aja, semangat berburu buku ku langsung meningkat drastis dan langsung obrak-abrik tumpukan dari ujung ke ujung. Lumayan, nemuin tiga novel gres terbitan terkenal dengan harga miring, bisa sampe setengah harga. Yuk bilang WOW berjamaah :p
Sekarang aku baru tahu, bener-bener paham, kenapa walaupun buku-bukunya yang dijual berantakan tapi teetep rame pengunjung, karena disanalah kita menemukan sensasi berburu buku yang sebenarnya *alai kumat*
Habis kejadian itu, aku bener-bener bakal semangat masuk ke stand sejenis itu lagi, kepuasan tersendiri ternyata dapat novel bagus harga miring, ckikikikiii...
Satu lagi tekad bulat yang aku ikrarkan, kalo punya anak, aku bakal ngajakin rutin anakku berburu buku kesukaannya, hiyaikkkkk! :D
Sore-sore menjelang maghrib baru aku pulang dengan hati riang dan wajah berbinar-binar karena banyak novel baru di rak buku, yuuuuhhuuuu...
Nih novel yang kuborong, jangan pada ngiler yaaa xp

Selalu selalu dan selalu gemarkan membaca ya,
Sunjauh,



Kamis, 14 Maret 2013

differences of love, love, and love



*Saat kau MENYUKAI seseorang, kau
ingin memilikinya untuk keegoisanmu sendiri.
*Saat kau MENYAYANGI seseorang, kau ingin
sekali membuatnya bahagia dan bukan untuk
dirimu sendiri.
*Saat kau MENCINTAI seseorang, kau akan
melakukan apapun untuk kebahagiaannya
walaupun kau harus mengorbankan jiwamu.



*Saat kau MENYUKAI seseorang dan berada
disisinya maka kau akan bertanya,”Bolehkah
aku menciummu?”
*Saat kau MENYAYANGI seseorang dan berada
disisinya maka kau akan bertanya,”Bolehkah
aku memelukmu?”
*Saat kau MENCINTAI seseorang dan berada
disisinya maka kau akan menggenggam erat
tangannya…



*SUKA adalah saat ia menangis, kau akan
berkata “Sudahlah, jgn menangis.”
*SAYANG adalah saat ia menangis dan kau
akan menangis bersamanya.
CINTA adalah saat ia menangis dan kau akan
membiarkannya menangis dipundakmu sambil
berkata, “Mari kita selesaikan masalah ini
bersama-sama. “



*SUKA adalah saat kau melihatnya kau akan
berkata,”Ia sangat cantik dan menawan.”
*SAYANG adalah saat kau melihatnya kau akan
melihatnya dari hatimu dan bukan matamu.
*CINTA adalah saat kau melihatnya kau akan
berkata,”Buatku dia adalah anugerah terindah
yang pernah Tuhan berikan padaku..”



*Pada saat orang yang kau SUKA menyakitimu,
maka kau akan marah dan tak mau lagi bicara padanya.
*Pada saat orang yang kau SAYANG menyakitimu,
engkau akan menangis untuknya.
*Pada saat orang yang kau CINTAI menyakitimu,
kau akan berkata,”Tak apa dia hanya tak tau
apa yang dia lakukan.”



*Pada saat kau suka padanya, kau akan
MEMAKSANYA untuk menyukaimu.
*Pada saat kau sayang padanya, kau akan
MEMBIARKANNYA MEMILIH.
*Pada saat kau cinta padanya, kau akan
selalu MENANTINYA dengan setia dan tulus…



*SUKA adalah kau akan menemaninya bila itu
menguntungkan.
*SAYANG adalah kau akan menemaninya di
saat dia membutuhkan.
*CINTA adalah kau akan menemaninya di saat
bagaimana keadaanmu.



*SUKA adalah hal yang menuntut.
*SAYANG adalah hal memberi dan menerima.
*CINTA adalah hal yang memberi dengan rela.


walaupun cuma copast, tetep pengen berbagi, kalau suka, sayang, dan cinta, memang tidak akan pernah bisa dipukul rata dan sama, perlu pemahaman berbeda..

Sabtu, 09 Maret 2013

Resensi : BRIDA

Judul : BRIDA
Pengarang : Paulo Coelho
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : ke-1, 2008
Tebal : 231 halaman

Karena tradisi tak pernah salah, pasangan jiwa selalu saling menemukan pada akhirnya 
(Paulo Coelho)

Semua orang memiliki "takdir" yang harus dijalani.
Brida, dua puluh tahun, melemparkan pertanyaan yang paling penting ke dalam hidup kita, "Apa yang kau lebih cari dalam kehidupan ini?"

Novel ini merupakan suatu cerita perjalanan yang mengisi jiwa untuk menemukan diri, terutama cinta dan pasangan jiwa. Novel Brida ini salah satu dari sedikit novel terjemahan yang coba saya baca. Hehehehe...
Dan butuh waktu yang cukup lama untuk memahami bahasa Kakek Paulo yang sudah berada pada tingkat jagoan sastra kelas tinggi :D

Diceritakan Brida, gadis yang beranjak dewasa, tertarik untuk mempelajari sihir, Tradisi Bulan, dan tradisi Matahari, untuk meyakinkan diri siapakah sebenarnya pasangan jiwanya. Melalui perjalanan yang cukup panjang sampai akhirnya ia dipertemukan dengan pasangan jiwanya yang ternyata adalah guru sihirnya sendiri yang umurnya dua kali lipat dari dirinya. Yang cukup membingungkan, Brida sepertinya memilih keduanya, Lorrens kekasihnya, dan Sang Magus, guru sihirnya. Dan ternyata dalam teorinya, memang pasangan jiwa ditakdirkan bisa saja dimiliki lebih dari satu.
Ending dari novel ini saya memang kurang paham benar (hihihihi... ada yang bisa bantu saya menjelaskan sebenarnya bagaimana akhir ceritanya? xp)
Pada dasarnya disini memang di tekankan siapapun yang kita pilih sebagai pasangan jiwa, kepadanyalah kita harus mencurahkan seluruh cinta dan pengabdian kita. Seperti ada cinta diatas cinta. cieeeeeeehh :p
"Cinta ada diatas segalanya, dan tidak ada kebencian dalam cinta, hanya terkadang ada kesalahan. Menjadi manusia berarti memiliki keraguan tapi tetap melanjutkan berjalan di jalanmu." (hal.190-191)

Dalam novel ini juga ditegaskan bahwa sihir tidak melulu tentang ilmu hitam, dan sejenisnya. Justru disini dijelaskan bahwa ilmu sihir selalu berujung untuk meyakini segala sesuatu berujung pada Tuhan. 
"Ingatlah, jalan pertama menuju Tuhan adalah doa, kemudian kebahagiaan."

Modal satu-satunya yang dibutuhkan ketika membaca novel ini adalah kamu cukup gunakan imajinasimu seluas mungkin. hihihihi... seperti para pecinta buku bilang, hal paling menyenangkan ketika membaca buku adalah saat hanya ada kamu dan imajinasimu. Uhuk :)
"Ketika kau menemukan jalanmu, kau tidak boleh takut. Kau harus memiliki keberanian yang cukup untuk melakukan kesalahan. Kekecewaan, kekalahan, dan keputusasaan adalah alat-alat yang digunakan Tuhan untuk menunjukkan jalan pada kita." (hal.23)

Selamat membaca Brida,
Selamat menunggu pasangan jiwamu juga ya,
saya juga lagi nunggu nih, katanya lagi otewe,wkwkwkwk :p
love,

Kamis, 07 Maret 2013

Teorema Pagi


Agak-agaknya kita jarang bersisian
Pagimu jadi malamku,
Pagiku jadi malammu

Padahal diselanya aku selalu bisikkan kerinduan,
Yang kusadar tak pernah sampai padamu,
Terpental oleh dengkuran

Salahkan saja teorema pagi kita,
Yang selalu saja berkebalikan,
Terbentur malam...



03.03.2013

Selasa, 05 Maret 2013

Resensi : Eliana

 Judul : Eliana (serial anak-anak Mamak)
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Cetakan : 1, Januari 2010
Tebal : 519 halaman

"jangan pernah membenci mamak kau. Karena kalau kau tahu sedikit saja apa yang telah seorang ibu lakukan untukmu, maka yang kau tahu itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, serta rasa sayangnya kepada kalian" (Bapak)

Eliana ini merupakan buku ke-4 dari serial anak-anak mamak yang ditulis Tere Liye. Alhamdulillah, tinggal buku pertama saja, Amelia, yang belum saya baca karena belum terbit. Kemarinan, saya sempat malas membaca buku ini, nggak tertarik entah kenapa. Semua buku Bang Tere padahal sudah saya lahap, kecuali yang serial ini. Tapi sekali saya baca (waktu itu saya membaca Pukat, satu-satunya buku serial anak mamak yang saya punya, lainnya minjem :D), saya ingin cepat-cepat khatam. Setelah membaca, saya sangat menyesal tidak sempat melihat film serialnya yang sempat diputar di TV beberapa waktu lalu saat Ramadhan. Dan saya juga tidak habis pikir kenapa film berbobot seperti itu dihentikan tayangnya.

Novel ini menceritakan tentang Eliana yang merupakan anak sulung dari empat bersaudara anak Mamak. Dia dijuluki anak pemberani, karena bersama keempat rekannya yang dijuluki "Empat Buntal", dia beraksi dengan sangat heroik untuk melawan para penambang pasir dari kota yang datang ke kampungnya. Sikapnya yang sangat pahlawan justru terkadang membuat was-was Mamak dan Bapak. Bahkan, diceritakan pula bahwa ada seorang teman Eliana yang meninggal ditangan para penjaga tambang ketika beraksi.
"diseluruh dunia, di masyarakat apa pun, pemuda memegang kunci perubahan, menjadi lebih baik, atau menjadi lebih buruk. Tidak ada yang gampang dalam sebuah perjuangan. Butuh pengorbanan dan kerja keras." (hal.473)

Disetiap buku serial anak Mamak yang saya baca, selalu sukses membuat saya nangis sesenggukan pada bagian kasih sayang Mamak yang tak pernah diduga. Bang Tere benar-benar sukses memasukkan pesan moral bahwa "jangan pernah membenci mamak kau, Eliana. Karena kalau kau tahu sedikit saja apa yang telah seorang ibu lakukan untukmu, maka yang kau tahu itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, serta rasa sayangnya kepada kalian".

Waktu itu Eliana ngambek dan 'minggat' ke rumah Yati. Ngambeknya Eliana disebabkan karena dia merasa Mamak tak sayang padanya. Mamak membencinya karena setiap pagi ia dimarahi karena adik-adiknya belum bangun, atau kena omel karena tak bisa menjaga adik-adiknya dengan baik. Semua pasti dirasa Eliana yang salah. Beberapa hari di rumah Wak Yati, Eli semakin sedih karena menganggap Mamak memang tak peduli padanya, buktinya Mamak tak pernah datang untuk menjemputnya.
Ternyata Eliana salah. Tiap larut malam, Mamak menyempatkan datang ke rumah Wak Yati, menanyakan kabar Eli hari itu, dan menyelimuti Eliana ketika dia sudah tidur tanpa lupa untuk mencium keningnya. Ini rahasia yang dibocorkan Wak Yati kepadanya. Dan ketika Eliana membuktikannya, dia tak bisa menahan air matanya dan menangis sambil memeluk Mamak sambil meminta maaf.

Novel ini selain bercerita tentang keluarga, juga bercerita tentang pentingnya mejaga lingkungan. Salah satu kutipan bagus yang saya dapat :
"Jika kalian tidak bisa ikut golongan yang memperbaiki, maka setidaknya, janganlah ikut golongan yang merusak. Jika kalian tidak bisa berdiri di depan menyerukan kebaikan, maka berdirilah di belakang. Dukung orang-orang yang mengajak pada kebaikan dengan segala keterbatasan. Itu lebih baik." (hal.257)

Saya jadi nggak sabar untuk menunggu buku terakhir dari serial anak Mamak ini. Bang Tere menjanjikan buku Amelia akan menjadi pembuka seluruh akhir cerita. Penasarannnnn (>.<)
Buku Bang Tere memang selalu punya nyawa tersendiri di setiap alur novelnya. Saya nggak bisa mencari celah untuk melihat kekurangannya. hihihihi...

Jangan lupa selalu sempatkan membaca buku ya :)

Blog Header-nya Toples Bintang

Ini edisi pamer yang kedua ya buat hari ini, wakakakakakaka...
Beberapa hari lalu saya jalan-jalan ke blog orang. Terus terdampar di blog partner saya sebagai agen Sirius. Hihihihihihi. Saya sudah pernah cerita sebelumnya kan tentang agen Sirius yang di anggota-i saya dan teman baik saya, Faricha Katuls xp
Nah, enggak tau ada angin apa, tiba-tiba malam itu saya tergerak untuk membuatkan header khusus untuk blog-nya dia. Gayanya udah kayak web designer jago, padahaaaaaaaaaalllll amatir kelas kakap. Ckkikikiii.. Intinya sih, disini project blog header ini bukan layak apa enggaknya, tapi cuma sekedar menyalurkan ekspresi saya yang suka otak-atik, edit-edit, ini itu semua yang lucu-lucu. Aplikasi yang saya pake pun masih sama, belum beranjak ke corel draw atau photoshop, tapi masih photoscape (-_-)"
Doakan saya ya blogreads biar semakin kuat niat saya buat belajar corel draw, kan kalo saya sudah jadi desainer handal, saya senang, kalian senang juga kannn? hahahaha (iya po? ;p)

This is it!


Header blog Stranger In Paradise tempatnya katuls. Really proud of her cause she very appreciate my 'iseng-iseng' job, dan langsung memasangnya jadi header. Huks, terharu banget aku cwinttttt :* -kecups jauh-

Finally, boleh looo yaa kalo ada yang tertarik mau saya buatin header buat blognya, ongkosnya cukup eksrim aja, menarik kan tawarannya :D

Semangat berkarya apapun ituh,

Chit Chat bout Old Friend

Selamat sore, sejuk! (^o^)/
Hari ini hujan seharian, asik banget rasanya, menghabiskan waktu dirumah buat setrika terus bantuin Simbok tercinta masak (baca : motongin kangkung ;p), dan akhirnya memutuskan buat membayar lunas utang-utang resensi novel yang menumpuk, hihihihi..

Anyway, kemarin habis pulang dari nganter temen beli jam tangan, saya surprised banget karena ada sekotak kado yang nangkring di ruang tamu. Bapak said "ada paket tuh.", dan saya langsung ngibrit ke kamar, membuka bungkusnya tanpa ampun.

Tarrraaaaaaa, i found a crocs shoes! Teman saya sejak SD mengirimkannya dari Bandung, pertama sebagai tanda persahabatan kami yang masih langgeng sampai sekarang, kedua, dia minta dianggap sebagai kado ulang tahun saya (padahal udah telat sebulan, hahahaha xD). 



For your information, her name's Indi. Seriusan saya terharu sekali dengan kata-kata di kartu ucapan yang menyertai. Diawali dengan to : my dear longest friend dan selanjutnya dan selanjutnya. Saya gumamkan seribu 'Amin' dalam hati buat doa-doanya :)

Jadi agak merasa bersalah juga, udah lama banget saya bilang ke dia kalo saya bakal mengunjunginya ke Bandung, tapi apa daya, ijin dari orang tua nggak turun-turun kalo sendirian naik kereta kesana. Maklumlah ya, anak cewek paling cantik satu-satunya, ckikikiki :p

Yaps, i hope so, semoga persahabatan kami bisa sampai selamanya, meskipun saya ada dimana, dan dia ada dimana. Terakhir, just wanna say, sepatunya kegedhean buat kaki kanan, wkwkwkwkwk :D
nggak tau juga ni ya, kaki yang aneh. Sebelah kiri pas, sebelah kanan lobong, tapi bisa di ganjel pake kaos kaki kok, aman! hehehehe...

Segitu dulu deh, nulisnya. Niatnya emang cuma mau pamer sepatu baru kok, hahahaha *kidding*
Once again, thank you a lot Mbak Ndiiiii, aimiciyuuuuu soomacccchh (peluk eratttttt) :*

Salam Super Duper,
kecups,

Kamis, 28 Februari 2013

Plastik Ramah Lingkungan dari Singkong

 Plastik Ramah Lingkungan Indonesia Laku di Eropa  

Jakarta - Sejak 22 Februari lalu, Indonesia telah berpartisipasi dalam pameran retail MUBA yang digelar di Basel, Swiss. Dalam pameran yang akan berlangsung 10 hari hingga 3 Maret mendatang itu, Kementerian Perdagangan mengkoordinasi 48 pengusaha kecil dan menengah untuk memamerkan produk-produk unggulan dan menjaring konsumen di sana.

Salah satu peserta pameran dari Indonesia yaitu PT Tirta Marta, perusahaan yang memproduksi produk-produk plastik ramah lingkungan. Berbeda dengan plastik biasa yang terbuat dari bahan polimer, plastik ini terbuat dari bahan baku tapioka atau singkong.

"Produk ini mendapat respons positif dari pengunjung pameran. Sebab, di Eropa kan kesadaran untuk menggunakan produk ramah lingkungan sudah tinggi," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Gusmardi Bustami, Kamis, 28 Februari 2013.
Dalam promosinya, disebutkan bahwa plastik produksi PT Tirta Marta dapat hancur hanya dalam enam pekan, bergantung pada kondisi tanah dan aktivitas mikroba.
Aplikasi produk tersebut bermacam-macam, antara lain doggie waste bag (kantong untuk kotoran anjing) dan kantong belanja yang dapat dipakai ulang.

Di ajang pameran MUBA, PT Tirta Marta mendapatkan distributor potensial yang melirik Ecoplas untuk pasar Madagaskar, Jerman, dan Swiss. Untuk semakin meyakinkan konsumen Eropa, Ecoplas juga sudah mendapatkan sertifikasi Fair For Life dari IMO yang berbasis di Swiss. "Ini menambah rasa kepercayaan terhadap produk Indonesia, di mana Ecoplas selain ramah lingkungan juga berdampak sosial, karena pada setiap 200 ton Ecoplas, dapat mempekerjakan 2.000 petani singkong dan industri rumahan," kata Gusmardi.
Selain produk Ecoplas, beberapa produk yang juga mendapatkan respons positif dari buyer Swiss dan Jerman, antara lain furnitur outdoor, topi koki, cotton hat, cake case, tenun lurik, kerajinan tangan, dan perhiasan.

Pameran MUBA 2013 merupakan ajang promosi yang pertama kali dilakukan oleh Kementerian Perdagangan untuk menembus salah satu pasar nontradisional di Eropa, yaitu Swiss. "Pada kesempatan ini, para peserta dapat berinteraksi dan mengetahui secara langsung kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat Swiss dan negara sekitarnya," tutur Gusmardi.

Indonesia yang merupakan "Negara Tamu Kehormatan" menampilkan Paviliun Indonesia, yang ditempatkan di area pameran seluas 2.000 meter persegi. Pameran MUBA merupakan pameran retail terbesar dan tertua di Swiss yang dibuka untuk masyarakat umum. Pameran ini menempati luas area sebesar 75 ribu meter persegi.

Sebagai warga Indonesia sih saya berharap besar agar plastik seperti ini bisa dipasarkan di negeri sendiri untuk kondisi bumi yang lebih baik.

DIET KANTONG PLASTIK DARI SEKARANG YUK :)



Steak dari Kotoran Manusia


 Steak Ini Terbuat dari Kotoran Manusia

Tokyo - Ada-ada saja kreasi orang membuat makanan. Kali ini makanan unik datang dari Jepang yang membuat steak dengan bahan baku kotoran manusia.

Resep steak kotoran manusia dibuat oleh peneliti Jepang, Mitsuyuki Ikeda. Di awal pembuatannya, Ikeda berpikir soal cara mengolah limbah kotoran yang begitu banyak jumlahnya itu. Setelah melakukan penelitian laboratorium, ia menemukan kandungan protein tinggi dalam kotoran, selain bakteri tentu saja. "Tapi banyak orang pasti enggan untuk memakannya," kata Ikeda seperti dilansir Mother Network Nature.

Daging yang terbuat dari kotoran itu terlebih dahulu ia endapkan. Ikeda juga memberikannya cairan enhancer. Adonan daging yang masih setengah jadi, kemudian dia taruh di alat exploder. Perangkat itu berfungsi guna mengolah adonan daging kotoran sebelum bisa dimakan. 

Untuk membuat warnanya merah seperti daging sapi pada umumnya, Ikeda menambahkan cairan pewarna. Ia juga memberikan protein dari kacang kedelai. Hasilnya, daging steak itu akan berkomposisi: 63 persen protein, 25 persen karbohidrat, 9 persen mineral, dan 3 persen lipid. "Konon, daging steak itu memiliki rasa seperti daging sapi," tulis Mother Network Nature.

Profesor Douglas Powell, dari Food Security Kansas State University, mengatakan, tidak ada yang salah dengan makanan itu. "Ide seperti itu tidak terlalu berbeda dengan memakan tumbuhan yang diberi pupuk," kata Powell.

Ada yang berminat mencoba membuat steak ini dan menjualnya di Indonesia? hihihi... jujur saja awal membaca dan langsung membayangkan, saya tiba-tiba mual xD


Rain Cloud