Beranda

Kamis, 01 November 2012

Resensi : Tea For Two

 Tea For Two - Clara Ng
Judul Novel : Tea For Two
Pengarang : Clara NG
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Genre : Metropop
Cetakan : ke 4, Maret 2010
Tebal : 312 Halaman

 "Semua orang ingin hidup bahagia, Kadang-kadang kita sendiri yang mempersulit keadaan untuk menjadi bahagia"
(Clara Ng)

 Akhirnya saya menepati janji saya untuk meresensi setiap novel yang saya punya dan telah selesai saya baca. Setidaknya ada nilai positif dari hobi saya mengumpulkan novel. Hehehehe. Novel terbitan 2 tahun lalu ini saya temukan saat saya berkunjung ke Gramedia Book Fair bulan lalu. Kenapa saya membelinya? karena judulnya. Iya, saya mengoleksi beberapa judul novel yang mengandung unsur tertentu yang saya sukai. Salah satunya adalah teh (tea). Dan ternyata saya tidak menyesal. Ini novel Psikologi, menurut saya. Selain memberi unsur hiburan, kita bisa memetik beberapa pelajaran dari beberapa adegan didalamnya.

Cerita dalam novel ini disajikan secara flashback. Maju-mundur-lalu maju lagi. Tapi itu tidak akan membuat pembaca bosan, justru tertantang untuk meneruskan sampai halaman terakhir saking penasarannya. Itu yang terjadi pada saya, saya lembur menyelesaikannya sampai dini hari. Hahahaha.

Cerita ini dimulai dari Sissy, pemilik perusahaan Tea For Two, yang bergerak dalam bidang makcomblang, perjodohan bagi para lajang di kota besar yang tidak mampu atau tidak sempat mencari jodohnya sendiri. Perusahaan ini berkembang pesat sekaligus sebagai Wedding Organizer. Mengatur pernikahan para lajang yang berhasil mendapatkan jodoh dan berniat ingin segera menikah. Sissy merasa hidupnya lengkap dan sempurna, pekerjaan yang mapan, mempunyai Carmenita, Rose, dan Naya, tiga sahabatnya yang super duper baik dan selalu ada buatnya. Meskipun hanya tinggal bersama mamanya karena Papanya pergi entah kemana, tapi itu tidak membuat kebahagiaannya berkurang.

Kebahagiaannya bertambah setelah dia mengenal Alan. Keponakan dari salah satu klien yang menggunakan jasa WO-nya. Alan begitu romantis dan sangat memujanya. Banyak hal yang dilakukan Alan yang membuat hatinya seperti diangkat, diterbangkan, dan digelitiki oleh seribu kupu-kupu. Baru delapan bulan saling mengenal, dan Sissy memutuskan menikah dengan Alan.

Disinilah kebahagiaan itu runtuh. Tidak sesuai dengan apa yang dibayangkannya. Dia harus merasakan tamparan keras dari Alan yang ternyata pencemburu di hari keduanya mereka honeymoon di Bali. Kekerasan Rumah Tangga yang dilakukan Alan terus menjadi, apalagi sejak Emma, putri pertama mereka dilahirkan. Alan sama sekali tidak peduli pada darah dagingnya sejak Sissy mengandung. Setiap kebahagiaannya dulu terus berganti dengan kesedihan yang terpendam. Alan tidak menyukai sahabat-sahabat Sissy dan menyuruhnya untuk menjauhinya. Oleh sebab itu mereka jarang hangout lagi sejak Sissy menikah. Semua kehidupan rumah tangga Sissy diawali dengan romantisme yang menggebu dan berakhir dengan kekejaman yang tiada banding. Dia telah mengalami KDRT oleh suaminya sendiri, mulai dari kekerasan fisik ataupun verbal. Sissy selalu menguatkan diri dengan berpikir, 
Kata buku yang pernah Sassy baca, kata-kata tidak dapat menyakiti apabila yang mendengar tidak membiarkan kata-kata tersebut menyakitinya (halaman 206).

Puncaknya adalah ketika Alan ketahuan selingkuh dengan Malla, sekretaris di kantornya. Sissy memergoki mereka beberapa jam setelah Alan berjanji untuk yang kesekian ratus kali bahwa dia akan memperbaiki diri dan setia kepadanya. Dibantu oleh Rose sahabatnya, Sissy meyakinkan dirinya, mengambil sikap didepan Alan, bahwa rangkaian cerita buruk ini harus berani dia akhiri. Awalnya berat. KDRT yang dilakukan Alan justru telah menjadi candu bagi Sissy, meski sakit dia ingin lagi. Untung Mama, Naya, Rose, Carmenita, semua mendukung penuh langkahnya untuk menceraikan Alan. Seperti yang dikatakan Carmenita bahwa :
"Cinta yang sehat adalah cinta yang mengeluarkan arus positif untuk dapat saling menghidupkan. Cinta yang penuh penderitaan bukanlah tanah yang gembur untuk dapat menumbuhkan benih apapun."
"Jangan terlalu keras pada dirimu, Sassy. Pernikahan memang perlu diperjuangkan, tapi pernikahan tidak butuh kematian untuk dipertahankan. Kamu nggak butuh laki-laki yang mencintaimu lebih dahsyat, kamu membutuhkan pendamping yang mencintaimu dengan lebih baik."

Disela-sela terapinya dalam Support group di Rumah Manis (komunitas tempat berkumpulnya para korban KDRT), Sissy kembali meneruskan hidupnya. kembali membangun perusahaan Tea For Two-nya. Sissy tetap membantu para lajang menemukan pasangan hidupnya. Tapi kini berbeda. Sassy selalu menyisipkan pesan untuk para kamu lajang tentang kemungkinan buruk yang terjadi pada pernikahan. KEMUNGKINAN. Tida pasti. Karena pernikahan seperti pertaruhan. Kamu tidak akan pernah tahu kamu mendapat kartu bagus atau kartu buruk. Meskipun pernikahan itu adalah mimpi indah bagi setiap calon pengantin, tapi bisa saja mimpi itu bisa manis, bisa juga buruk. Sissy membantu untuk memperlihatkan kebenaran. Agar para lajang bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk yang mungkin saja terjadi (halaman 309).

Di lembar-lembar terakhir inilah Clara Ng menyisipkan banyak nasehat tersirat pada kita para lajang, yang akan menikah, maupun yang telah menikah untuk tetap berhati-hati dalam menentukan pasangan. Bisa jadi lelaki yang dipikir sebagai Mr. Right bisa berubah menjadi Mr. Totally Wrong.
Ini beberapa cuplikan kalimat dalam novel tersebut yang langsung menjadi favorit saya :
  • Kita bisa belajar satu hal. Jika kamu mengalami KDRT, kamu harus menempelkan dirimu se-erat-eratnya pada orang-orang lain di luar pasanganmu yang sungguh-sungguh mencintaimu tanpa pamrih (halaman 283).

  • Jangan takut mengatakan kebenaran, jangan takut memperbaiki kehidupan, jangan takut untuk menjadi baru (halaman 290).

  • Mulailah mempercayai sesuatu, bahwa siapa dirimu bukan selalu tentang apa yang terjadi di masa lampau, tapi lebih apa yang sanggup kamu lakukan di masa depan pada saat tak terduga (halaman 293).
Awalnya mungkin kalian masih harus beradaptasi dengan gaya penceritaan Clara Ng yang sedikit berbeda dengan novel kebanyakan. Bertahanlah, karena cerita yang akan kamu baca selanjutnya tidak akan pernah membuatmu menyesal. Hehehe. Novel ini sangat recomended untuk orang-orang yang tertarik mempelajari Psikologi, atau wanita (pria juga boleh) yang tertarik mempelajari kehidupan yang tidak semuanya berjalan semantap apa yang orang inginkan. Novel ini jelas-jelas menelanjangi sisi buruk pernikahan, tapi sarat makna.

Perjuangkan selalu Kaum Perempuan,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rain Cloud