Beranda

Minggu, 25 November 2012

Opera Rindu = Sabun Merah



Babak belur.
Adegan itu terjadi berulang,
Menohok, menusuk, dan terakhir bagaikan tersiram air raksa,
Mati rasa.

Dalam hitungan 5 hari sekali,
Sabun merah selalu berganti,
Aroma semerbak wangi,
Dari sabun merah slalu melingkupi,
Walau sabun tlah berganti warna warni,
Jelas, di kamar mandi.

Sabun merah bebal.
Tak ingin diduakan, slalu berusaha menyisakan segaris,
Merelakan secuil, gratis,
Untuk ditinggalkan dalam sekotak kecil didinding,
Bak selebritis, anggun dan manis.

Bayangkan, ketika sihir merubah sabun merah seperti gumpalan, yang berdegup sensitif layaknya kulit, tanpa meraba bisa merasa.
Yang membandel bagai noda yang terus menempel walau tlah dibasmi.
Yang tersisa rapi tak pernah luntur meski masuk loundry.

Percayakah, ketika tersebut sabun merah layaknya rindu, melebam, merona, menemukan sendiri caranya,
Menepis asa, walau nyatanya tak kunjung bersama.
Rindu yang entah bagaimana,
Persis sabun merah yang menanti rasa.

Opera usai, tapi rindu terus tertuai.
Apa mau dikata?


repost11022012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rain Cloud